Thursday 31 January 2013

My Rubik 3



#AUGIE#
Hari ini tubuhku terasa lebih segar karena tak lagi ku rasakan kesakitan seperti kemarin. Tapi anehnya sedari pagi hatiku gelisah tak menentu, seperti ada yang aneh. Oh iya Hanna, tumben sekali sehari ini dia tidak menghubungiku. Mungkin dia masih sekolah, timbul ide di otakku untuk memberi kejutan padanya. Ya aku akan menjemputnya ke sekolah, pasti dia senang melihat aku sudah sembuh.

Aku keluar dari kamarku, dan kulihat mamah sedang menyiapkan makanan di meja. Rasanya aneh melihat mamah siang hari sudah ada di rumah.
“Mah kok tumben udah di rumah ?” tanyaku penasaran
Mamah menoleh ke arahku, “iya dong sayang, mamah kan mau masak makanan istimewa buat anak mamah yang ganteng ini”.
“Mamah bisa aja nih, oh iya tapi aku mau jemput Hanna dulu ya mah. Nanti kita makan siang di rumah” bujuk ku pada mamah.
Mamah mengangguk tanda setuju “kamu mau jemput Hanna ? yaudah mamah tunggu di rumah ya, tapi awas jangan lama-lama ya!!”.

Aku segera membawa mio putihku untuk menjemput Hanna di sekolahnya.
Sekitar 30 menit akhirnya aku sampai di depan gerbang sekolahnya, tapi tak ku lihat Hanna disana. Tak lama aku melihat temannya, segera kuhampiri dia untuk menanyakan Hanna.
“Hei Mitha, Hanna gak sekolah emang ? kok gua gak liat dia dari tadi” tanyaku pada Mitha.
Terlihat dia sedikit bingung, “hmm… dia sekolah kok, cuma tadi abis istirahat pertama dia pulang”.
“Pulang ? emang kenapa ? dia sakit ?” tanyaku beruntun.
“Hmm.. emang lu nggak tau ya, Gi ? dia di keluarin dari sekolah” jawabnya sedikit menunduk.
Aku semakin kaget, “hah ? di keluarin ? kok bisa, Tha ?”.
Dia menjawab dengan sedikit menangis, “lu tau kan kalo dulu dia itu sering bolos dan suka ngelanggar peraturan!!”.
“Terus sekarang dia dimana, Tha ?” tanyaku lagi.
“Gue nggak tahu, mening lu cari dia sekarang. Gue takut dia kenapa-kenapa, Gi” ucapnya sambil menyeka air mata.
“Yaudah gua cari sekarang, lu juga bantu cari ya” jawabku sambil berlalu.

Segera kupacu motorku untuk mencari Hanna, aku masih tak percaya dengan semua ini. Kenapa dia tidak memberi tahu aku soal ini ? Kenapa dia menyimpan ini sendiri ? Pikiranku semakin berkecamuk tak menentu, kucoba mendatangi semua tempat yang sering kita kunjungi.



#HANNA#
Kakiku masih terus melangkah menembus jalanan kota Bandung yang sedikit mendung. Ya, tujuanku hanya satu, bukit bintang. Di tempat ini biasa aku menumpahkan semua kegalauan bahkan kemarahanku. Entah mengapa aku bisa sangat menyukai tempat ini.
Aku duduk di dekat warung yang hanya ada satu ini, sesekali ku melihat muda-mudi yang masih berseragam sekolah masuk ke tempat ini. Aku membayangkan bagaimana hariku ke depannya ?? dikeluarkan dari sekolah merupakan pukulan terbesar sepanjang hidupku. Sejak pagi tadi memang handphone sengaja kunonaktifkan, karena aku hanya butuh waktu sendiri. Ya hanya sendiri tanpa siapapun.
Tak terasa matahari sudah semakin pudar, artinya hari sudah memasuki sore. Kuputuskan untuk tidak pulang ke rumah, aku belum siap dengan semua keadaan ini. Aku menaiki angkot menuju rumah temanku di daerah Sukajadi.

Setelah sekitar 45 menit, akhirnya aku sampai di rumah temanku. Dia temanku sejak kelas X di SMA, namanya Robby Surya Pramanda. Dia sudah ku anggap sebagai kakak sendiri, salah satu dari 5 anak yang kepala sekolahku sebutkan di sekolah. Ternyata dia sudah menunggu di teras rumahnya.
“Lu dari mana aja, Cil ? Gue khawatirnnya pake banget nih” ucapnya.
“Dari tempat biasa, gue pengen tidur boleh ??” ucapku lirih.
“Yaudah lu masuk ke kamar gue aja, Cil. Tar gue tidur di ruang tamu aja”. jawabnya segera.

Ucil, itu panggilannya kepadaku. Semenjak kelas X kita dekat dia selalu memanggilku ucil, dengan alasan umurku paling muda diantara yang lain. Dia selalu tahu apa yang harus dilakukan jika keadaan hatiku sedang sedih. Segera ku memasuki kamarnya yang dari dulu tetap seperti ini, tetap di dominasi poster A7X yang menjadi band favoritnya. Kurebahkan tubuh di atas kasur, dan tak sadar aku tertidur dengan masih menggunakan seragam sekolahku. Aku harap malam ini tak cepat berlalu, rasanya nyaliku terlalu ciut untuk menghadapi hari esok.



#AUGIE#
Sudah kudatangi semua tempat yang sering kita kunjungi, tapi tak kulihat sosok Hanna disana. Sudah kutanya semua temannya yang ku tahu, tapi tetap saja tak kutemukan sosok itu. Akhirnya malam itu aku menyerah untuk pulang ke rumah, besok akan kulanjutkan pencarian ini.

**

Esok harinya aku bangun lebih pagi, aku akan mencarinya lagi sampai ku temukan dimana Hanna berada. Aku mulai pencarian dari sekolahnya, mungkin saja ada informasi penting yang bisa kudapat.

Mungkin ini hari keberuntunganku. Baru saja aku sampai di depan gerbang sekolahnya, aku melihat Robby, teman dekat kekasihku menghampiri.
“Hey bro, untung gue ketemu lu disini” sapanya hangat.
Akupun menjawab, “Hey bro, gue juga beruntung ketemu lu. Ada yang mau gue tanyain soal Hanna”.
“Gue juga mau bilang sesuatu soal Hanna, dia dikeluarin dari sekolah” ucapnya sedikit sedih.
Aku pun menjawab, “iya gue udah tau dari si Mitha.. yang mau gue tanyain, lu tau nggak Hanna dimana ? gue kemaren nyariin dia tapi nggak ketemu”.
Dia sedikit kaget, “Hah ? gue juga maksudnya mau ngasih tau itu. Hanna ada di rumah gue. Lu kesana gih sekarang, pas gue berangkat sekolah dia masih tidur. Lu langsung masuk aja, ada si mbok kok di rumahnya”.
“Yaudah gue langsung kesana deh, thanks ya bro” ucapku girang.
“Oke jagain adek gue, gue masuk sekolah dulu ya” ucapnya sambil berlalu.

**

Tak perlu waktu lama untuk sampai di rumah Robby, karena kebetulan rumahnya dekat dengan rumah tanteku. Sesampainya disana, segera kuparkir motor dan menuju kamar Robby yang terletak di lantai dua.
Saat kubuka pintu kamar, benar saja Hanna ada disana. Dia masih tertidur dengan menggunakan seragam sekolahnya. Mukanya terlihat lusuh dan lebam di matanya terlihat begitu jelas. Sudah kuduga pasti dia tak berhenti menangis. Rasanya ingin sekali ikut menangis, melihat keadaan orang yang kucintai begitu terpuruk.


#HANNA#
Rasanya aku tak ingin bangun pagi ini, ingin terus tertidur untuk melupakan semua kejadian itu. Pagi ini aku bangun tepat di pukul 09.00. Saat ku membuka mata, betapa kagetnya aku melihat Augie di depan jendela kamar. Aku pikir ini hanya mimpi, tapi ternyata ini memang kenyataan.

Augie menghampiriku, “pagi sayang, gimana tidurnya enak ?”.
“Pagi yang, kok kamu bisa ada disini ?” tanyaku heran.
“Kan aku pacar kamu, mau kamu ngumpet di lubang semut pun pasti aku tahu” jawabnya sedikit tersenyum.
“Oby mana yang ? aku kan mesti sekolah, jam berapa ini ?” tanyaku dengan nada datar.
Apa yang ku katakan tadi ? Jelas-jelas aku sudah dikeluarkan dari sekolah. Maaf sayang kali ini aku membohongimu, aku nggak mau kamu khawatir.
Augie langsung memelukku, “udah sayang jangan kayak gitu, aku tau kamu udah dikeluarin dari sekolah. Kamu kenapa nggak cerita sama aku ? Jangan tanggung beban kamu sendirian aja yang, kan masih ada aku”.
“Aku bingung, aku nggak tau harus kayak gimana” jawabku sambil menangis.

Pelukannya semakin erat, “udah sekarang kamu mandi trus ganti baju. Kita cari sekolah baru ya buat kamu, sekolah di Bandung nggak cuma satu yang. Aku bakal temenin kamu sampe dapet sekolah baru, inget kamu gak sendiri !!”.
Aku hanya terdiam dan bergegas ke kamar mandi. Beruntungnya aku memiliki kekasih sebaik kamu.


#AUGIE#
Sakit rasanya mendengar dia terpaksa berbohong kepadaku, aku tahu sedalam apa kesedihan yang sedang dia rasakan saat ini. Semoga pelukan ini bisa sedikit menenangkan hatimu Hanna sayang.

**

Hari ini aku akan menemaninya mencari sekolah lain, walaupun aku tahu ini pasti akan sangat sulit. Dimulai dari sekolah negeri berklaster rendah sampai ke sekolah swasta elite maupun swasta biasa. Entah ini cobaan atau apa, aku tak tahu. Semua sekolah yang kami datangi, tak ada satupun yang mau menerima Hanna. Dengan alasan namanya sudah terblacklist dari sekolah yang lama.

“Sabar ya sayang, pasti ada kok sekolah yang mau terima kamu. Kan masih banyak sekolah yang belum kita datangi” ucapku meyakinkannya.
“Udah yang aku mau pulang aja ke rumah Oby, biar nanti kita pikirin lagi. Aku capek banget” ucapnya sambil menunduk.
“Yaudah kalo kamu mau kayak gitu, tapi kita makan dulu ya” bujukku.
Hanna hanya menggeleng sambil berkata, “AKU MAU PULANG AJAH !!!”.
Aku tahu Hanna tidak suka dengan penolakan, akhirnya aku mengikuti apa kemauannya.


#HANNA#
Sudah ku perkirakan jika tidak akan ada sekolah yang mau menerimaku. Aku berusaha tabah dan tak mengeluarkan air mata, aku tidak mau menambah beban Augie.
Akhirnya aku pulang ke rumah Oby, aku masih tak punya nyali untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ternyata Oby sudah menunggu di teras rumahnya.

“Gimana dapet gak sekolahnya ?” tanyanya pada kami.

Aku tidak bernafsu untuk menjawab pertanyaannya, hanya Augie yang menjelaskan semua yang kita alami hari ini.
Ditengah obrolan itu, tiba-tiba aku teringat ayahku yang tinggal di luar kota. Muncul pikiranku untuk bersekolah disana, kebetulan disana Ayah memiliki sekolah keluarga. Dan pasti akan sangat mudah untuk masuk ke sekolah itu, aku kan anaknya.

“Yang, aku inget kalo ayah aku kan tinggal di luar kota. Trus kan dia punya sekolah gitu, gimana kalo aku ngelanjutin kesana aja ?” ujarku antusias.
Augie hanya terdiam, hanya Oby yang merespon pembicaraanku.
“Oh iya, ayah kandung lu ya ? trus tar mamah lu gimana ? bukannya mamah lu nggak suka ya sama ayah lu ?” Tanya Oby beruntun.
Segera kujawab, ”iya sih, tapi mau gimana lagi, By ? Lagian ini kan cuma sampe lulus SMA aja”.
Akhirnya Augie ikut merespon obrolan kami, “terus gimana kamu bilang ke mamahnya ?”.
“Hmm.. aku gak akan bilang yang” jawabku datar.
“Nggak bilang ? terus gimana ?” Tanya Augie dan Oby serempak.
“AKU MAU KABUR !!” jawabku singkat.
**


#AUGIE#
Aku tak tahu apa yang dia pikirkan, sampai terbersit ide untuk melanjutkan sekolah di luar kota. Bagaimana dengan hubungan ini ? Kebersamaan kita baru saja memasuki hitungan satu bulan. Aku hanya bisa terdiam mendengarkan pembicaraannya.
Tapi aku sadar ini semua demi kebaikannya, apalagi semua ini hanya sampai dia lulus SMA. Akhirnya aku sedikit merespon pembicarannya. Baru saja aku merelakannya, tiba-tiba dia berkata akan pergi ke tempat ayahnya dengan cara kabur. WHAT ??? APA INI ???
Setelah melewati obrolan hingga tengah malam, akhirnya kita bertiga sudah sepakat akan menjalankan misi ini hari sabtu nanti. Kita semua berjanji untuk tidak menceritakan ini kepada siapapun dan dalam keadaan apapun. Aku tak tahu harus senang atau sedih, BINGUNG…

**

Tepatnya hari jum’at, sehari sebelum rencana kaburnya. Aku meminta dia untuk bersamaku sehari itu. Aku ingin membuat kenangan terindah bersamanya, sebelum dia benar-benar tidak disampingku. Pagi itu, tepatnya setelah adzan subuh kami berangkat menuju daerah Punclut. Aku ingin melihat sunrise bersamanya, sambil menikmati sarapan terkahir kita.

“Yang sunrise nya keliatan indah ya, walaupun gak seindah di pantai” ucapnya.
“Aku pengen nantinya setiap kamu bangun dan liat matahari terbit, kamu akan inget kejadian hari ini sama aku” ucapku sambil tersenyum.
Dia hanya menoleh dan berkata, “Kamu jangan kayak gitu trus dong, nanti juga kan kita ketemu lagi. 8 bulan itu nggak lama kok”.

Pagi itu kulewati dengan indah bersamanya, ya hanya bersamanya. Setelah itu kulanjutkan perjalanan menuju Tangkuban Perahu di daerah Lembang. Seperti biasa dia tertidur sepanjang perjalanan, dan aku hanya tersenyum melihat tingkahnya itu.
Sesampainya di Tangkuban Perahu …..

Aku mencoba membangunkannya, “yang bangun kita udah sampe”.
“Oh udah sampe ya ? dimana kita ?” ucapnya sambil melihat sekeliling.
“Kita di Tangkuban Perahu yang, inget gak 4 bulan yang lalu kamu pernah nulis status di Y!M : PENGEN KE TANGKUBAN PERAHU SAMA ORANG SPESIAL J”. ucapku lantang.
Dia terlihat begitu kaget, “ya ampun kamu tahu status itu ? idih malu-maluin banget yah”.

Disana kita hanya menghabiskan waktu dengan duduk, makan, dan berjalan-jalan di sekitar kawah. Terlihat mainstream memang, tapi kamu yang buat ini jadi luar biasa. Setelah puas bermain disana, akhirnya ku pacu kembali motor untuk menuju Dago. Tepatnya Bukit Bintang J

**

Terlihat banyak sekali pasangan, ataupun sekelompok orang yang akan hunting foto disana. Maklum jika menjelang malam memang di Bukit Bintang pasti padat pengunjung.

“Sayang terimakasih ya buat semua yang udah kamu kasih buat aku, aku nggak nyangka bisa punya pacar sebaik kamu. Nggak mungkin ada alasan untuk aku ninggalin kamu” ucapnya dengan jelas.
Aku tersenyum dan menjawab, “iya aku juga beruntung punya pacar seunik kamu, janji ya cuma 8 bulan kamu tinggalin aku”.
“Aku Hanna Putri Vidia berjanji bahwa 8 bulan lagi aku akan balik lagi untuk ketemu sama pacarku tersayang Muhammad Augie Isya Yulandi. Tuhan dan bukit ini saksinya” ucapnya begitu lantang.
“Iya aku percaya sama kamu, eh ngomong-ngomong kalo malem disini indah banget ya. Lampu kota itu seolah-olah seperti bintang bertaburan di langit” ucapku sambil memeluknya.

Kulewati malam itu dengan penuh kebahagiaan, aku ingin waktu terhenti dan tak ada perpisahan diantara kita.



#HANNA#
Ini hari jum’at terindah yang aku rasakan, hampi sehari ini aku hanya bersamanya. Ya hanya bersamanya. Dia sangat tahu tempat apa yang memang bisa membuatku senang.
Waktu menunjukan pukul 20.00 WIB, aku memintanya untuk segera pulang.

“Pulang yuk, aku kan harus ke rumah. Udah empat hari aku nggak pulang ke rumah” ucapku pada Augie.

Dia hanya mengangguk dan kita menuruni jalanan Dago yang malam itu terasa sangat dingin dari malam biasanya. Entah mungkin itu hanya perasaanku saja.

Akhirnya kita sampai di rumah, terlihat rumah itu sepi. Apa mungkin mamah belum pulang ke rumah ? Aku mencoba mengetuk pintu rumahku, tak lama pintu terbuka. Dan ternyata mamah, yang membukakan pintu.

“Mah maaf ya 4 hari aku nggak pulang, aku nemenin Oby. Soalnya orangtua dia lagi ke luar kota, sekalian ngajarin Oby akuntasi” ucapku sedikit takut.
Mamah tersenyum, “iya sayang Oby udah telepon mamah waktu hari senin”.
Tiba-tiba mamah menoleh ke arah Augie, “eh ada Ugi, tante kira siapa”.
“Iya, Tan. Maaf pulangnya malem, tadi habis makan sebentar” jawab ugi sedikit gugup.
“Iya nggak apa-apa kok, yang penting kalian selamat aja. Ayo masuk dulu, Gi” ucap mamah dengan lembut.
“Makasih, Tan. Tapi kayak nya udah malem. Kasian Hanna sama tante pasti mau istirahat. Lagian mamah pasti udah nunggu dirumah. Ugi pamit, Tan” ucapnya sambil mencium tangan mamahku.
“Oh yaudah hati-hati di jalan ya, salam buat mamah kamu” ucap mamah.

**

#AUGIE#
Setelah mengantar Hanna pulang, aku pun bergegas pulang ke rumahku. Aku ingin segera beristirahat, supaya besok pagi aku bisa mengantar Hanna ke terminal. Sesampainya di rumah, segera aku menuju kamar untuk tidur. Karena kebetulan mamah sedang dinas ke luar kota. Aku ingin tertidur dan melupakan perpisahan yang akan kuhadapi.


#HANNA#
Malam ini aku melihat senyuman mamah yang begitu indah, ya mungkin ini senyuman terakhir. Segera kuganti pakaian dan merebahkan tubuh di kasur kamarku.

**

Pagi ini aku bangun sangat awal, aku hanya ingin menyiapkan sarapan terakhir untuk mamah. Setelah sarapan siap, aku bangunkan mamah yang memang masih tertidur manis di kamarnya. Kami pun makan bersama di pagi terakhir itu.

“Mah nanti sekitar jam 8 aku mau ke rumah temen ya” ucapku.
Mamah menjawab, “temen kamu yang mana ? terus mau apa ? bukannya sekolah libur ya ?”.
Aku sedikit gugup, “itu temen baru di kelas aku, dia minta diajarin akuntansi mah”.
“Oh yaudah, dianter siapa ? Ugi ?” tanya mamah.
“Nggak mah aku naik angkot aja, Ugi ada kuliah hari ini” jawabku.
“Iya hati-hati ya sayang, pulangnya minta jemput Ugi aja. Takut kamu kemaleman lagi” perintah mamah.
Aku menjawab dengan sedikit perasaan bersalah, “iya, Mah makasih. Aku sayang mamah”.

**

Tepat jam 08.00 aku berangkat dari rumah, tak lupa aku mencium dan memeluk mamah. Sedikit terlihat keanehan di wajah mamah, karena aku tak pernah seperti ini sebelumnya.
Aku berjalan sebentar ke sekolah lamaku, sudah terlihat Augie yang siap mengantarku ke terminal. Dia memang menawarkan untuk mengantarku sampai ke rumah ayah, tapi aku menolaknya. Aku takut semua orang curiga jika dia tidak ada bersamaan dengan aku yang kabur.

**

Sesampainya di terminal ….
Aku berusaha untuk menahan air mata ini, tapi entah mengapa semua semakin terasa berat.

“Kamu baik-baik ya disini, inget jangan pernah bilang keberadaan aku ke siapapun atau dalam keadaan apapun” pintaku.
Dia menjawab, “iya sayang tenang aja, kamu juga baik-baik ya disana. I’ll always love you”.

Dia memelukku sangat erat, aku merasakan kehangatan yang tak ingin ku sudahi. Tapi terdengar suara speaker bahwa bus yang aku naiki akan berangkat. Kutatap wajahnya dengan seksama, sanggupkah aku melakukan ini ?? Dia mencium keningku, ini tanda perpisahan kita. Perlahan ku berjalan menuju bus yang akan segera berangkat. Dia hanya menatapku dengan sedikit air mata di wajahnya. Inilah perpisahan yang sebenarnya, sekaligus menjadi babak baru dalam hubungan dan kehidupanku. Bye Bandung, i’ll be back J


Ps.sorry kalo tulisannya acak-acakan, soalnya buru-buru UAS pagi.

Tuesday 29 January 2013

Teknik Menulis


Freewriting means jotting down in rough sentences or phrases everything that comes to mind about a possible topic. See if you can write nonstop for ten minutes or more. Do not worry about spelling correctly, about erasing mistakes, about organizing material, or about finding exact words. Instead, explore an idea by putting down whatever pops into your head. If you get stuck for words, repeat yourself until more words come. There is no need to feel inhibited, since mistakes do not count and you do not have to hand in your freewriting.

Freewriting will limber up your writing muscles and make you familiar with the act of writing. It is a way to break through mental blocks about writing. Since you do not worry about mistakes, you can focus on discovering what you want to say about a subject. Your initial ideas and impressions will often become clearer after you have gotten them down on paper, and they may lead to other impressions and ideas. Through continued practice in freewriting, you will develop the habit of thinking as you write. And you will learn a technique that is helpful way to get started on almost any paper.

Hai semua selamat pagi, udah baca kan pembukaan diatas itu ? Itu apa sih maksudnya ? Ngomong apa sih ? Slow slow semua, saya kan baik hati. Jadi pasti saya jelasin apa maksud semua ini. Ini metode menghafal terbaru lohh, selain lewat status. Ternyata tulisan di blog lebih mudah kita ingat daripada baca buku berjam-jam *ini serius*. Oke ini adalah salah satu materi MK Writing III yang jadi bahan UAS saya hari ini.

sumber


Oke sebelumnya saya artikan dulu kalimat diatas :

“Menulis bebas berarti mencatat dengan cepat pada kata atau kalimat tidak lengkap yang dating dari pikiran mengenai topik yang memungkinkan. Lihat jika kamu dapat menulis tanpa henti selama 10 menit atau lebih. Jangan khawatir tentang pengejaan yang benar, menghapus kesalahan-kesalahan, membuat persiapan materi, atau tentang menemukan kata yang benar. Sebaliknya , eksplorasi sebuah ide dengan menulis apapun yang melintas di kepalamu. Jika kamu tidak dapat meneruskan kata, ulangi oleh kamu sendiri sampai beberapa kata datang. Tidak perlu merasa terhambat, karena kesalahan tidak dihitung dan kamu tidak harus menyerahkan freewriting itu. 

Menulis bebas akan melenturkan otot-otot kamu menulis dan membuat kamu terbiasa dengan menulis. Ini adalah cara untuk mematahkan blok mental dalam menulis. Karena kamu tidak khawatir tentang kesalahan, kamu dapat fokus menemukan apa yang ingin kamu katakan tentang subjek. Ide awal akan menjadi lebih jelas setelah kamu mendapatkannya di atas kertas, dan itu bisa menyebabkan ide-ide lain. Melalui praktek secara terus menerus dalam menulis bebas, kamu akan mengembangkan kebiasaan berpikir ketika kamu menulis. Dan kamu akan belajar teknik yang membantu untuk memulai di kertas yang lainnya".

Jadi udah bisa tarik kesimpulannya kan ? Di MK Writing III ini saya lebih fokus belajar pada teknik menulis dan tektek bengeknya. Itu adalah salah satu teknik menulis yang hampir semua kalangan blogger menerapkannya. Percaya tidak ? *harus percaya*. Saya sendiri sering menulis bebas, apalagi untuk semua tulisan di blog ini. Karena menurut saya menulis bebas itu seru, dan tidak repot harus berpatokan pada aturan-aturan yang bikin pusing.

Dengan melatih terus teknik menulis bebas, bukan tidak mungkin kan tulisan kita semakin hari akan memiliki passion atau karakter yang kuat. Dan juga melatih otot tangan dan kemampuan berpikir otak kita. Jadi berbahagialah seorang blogger yang sering menulis bebas, karena tidak semua orang bisa melakukan itu. Jangan berhenti untuk menulis, karena tulisan itu akan menjadi kenangan indah suatu haru nanti. Udah dulu ya, saya mau lanjut belajar buat UAS hari ini. *tidur lagi*.

Sunday 27 January 2013

My Rubik 2


#AUGIE#
Aku merasa bersalah, kenapa juga kutinggalkan dia sendiri. Ini kan pertemuan pertama, tapi aku sudah membuat kesalahan dan mungkin akan membuat dia ilfil. Ah sudahlah bagaimana nanti saja, kantor polisinya sudah deket.
“Gimana, Mas. Udah nemu uang pelicinnya?” sahut polisi tanpa basa-basi.
Aku menjawab dengan sedikit kesal “nih, Pak. Ada pas 100.000, berarti kita damai ya!!”.
“Kalo gini kan enak, Mas. Silahkan melanjutkan perjalanannya kembali” jawab polisi sambil tersenyum licik.

Dasar watak polisi zaman sekarang, dengan uang semua langsung lancar. Segera ku pacu motor untuk kembali ke tempat tadi, karena pasti Hanna sudah menunggu dengan cemasnya. Aku tahu Hanna itu paling benci menunggu dan paling nggak sabaran dalam hal apapun.

Kulihat dari kejauhan Hanna masih duduk di warung dengan muka lugunya, setelah kuperhatikan dia makin cantik saat melamun begitu. Ah mungkin seru kalau aku bikin surprise buat dia.


#HANNA#
Bodohnya aku bisa dengan mudah percaya pada lelaki yang jelas-jelas baru saja ku kenal. Bagaimana kalau dia menipuku ? Bagaimana kalau dia kabur tanpa kembali ? Bagaimana kalau ternyata dia itu perampok ?
“Hayo masih muda kerjaannya ngelamun aja” Augie menepuk pundak ku.

Kedatangannya membuat semua lamunanku buyar dan tentunya aku sangat kaget.
“Ehh kamu, Gi. Aku nggak ngelamun kok” timpalku gugup.
Dia mencubit pipiku dengan keras “dasar anak cantik hobi nya ngeles nih”.

Pipiku memerah mendengar dia memanggil aku cantik, ah sungguh indah rasanya.
“Yeee kok malah ngelamun lagi ? Yaudah ayo jalan, nggak enak mojok di warung pake seragam sekolah gitu” ucapnya sambil tertawa.
Aku pun menjawab dengan malu “yaudah ayok!!!”



#AUGIE#
Entah apa yang kurasakan saat ini, senang sekali bisa bertemu Hanna untuk pertama kalinya. Hatiku terasa damai melihat tingkahnya yang malu saat aku memanggil dia “anak cantik”. Apa ini yang namanya cinta ???

Kupacu motorku menembus jalanan kota Bandung yang mulai terik, tanpa ada obrolan di antara kita. Ya kita hanya terdiam sepanjang perjalanan.
Sampai di perempatan dekat rumahku, aku menghentikan laju motorku.
Lalu menoleh ke belakang “berhenti dulu ya, aku mau ke rumah bentar”.
“Mau ngapain lagi ?” ucapnya dengan sinis.
“Aku ada kepentingan dulu, kamu diem aja disini jagain motor aku ya. Aku pasti balik lagi kok” ucapku sambil sedikit berlari.

Aku segera berlari meninggalkan Hanna sendiri disana, perasaanku sedikit tak tenang,  sehingga aku mempercepat langkahku.


#HANNA#
Aku tak tahu kenapa bisa merasa sedamai ini dekat dengannya, aku merasa telah menemukan sesuatu yang hilang beberapa tahun lalu. Ah sudahlah mungkin ini hanya karna wajah Augie yang ganteng.

Semua lamunanku terpecah saat dia lagi-lagi menghentikan motornya dan meninggalkan aku sendirian. Segera gerutuan dari mulutku meluncur dengan hebatnya.
“Sumpah itu cowok walaupun ganteng tapi nyebelin, kayak nya seneng banget ninggalin gue sendiri” gerutu ku sendiri.

Sambil melihat jam dan melihat ke sekeliling, tak nampak kehadirannya ku lihat. Aku berniat untuk pergi dari tempat itu dan tak ingin berkomunikasi lagi dengannya. Tapi entah mengapa hati ini seakan memberi kode untuk tak beranjak dari tempat itu. Akhirnya aku menunggu lagi dengan sabar.

Setelah sekitar 15 menit aku disana, akhirnya sedikit ku lihat bayangannya berlari-lari dari arah gang sempit itu. Hatiku sedikit merasa lega.



#AUGIE#
Segera kuberlari ke rumah yang kebetulan sepi karna mamah pasti sudah berangkat ke kantor. Kubuka pintu rumahku dan langsung menuju kamar untuk mengambil dompet, helm dan jaket. Aku tidak mau jika nanti ada polisi sialan yang menilangku lagi.

Segera ku berlari untuk menemui Hanna, aku takut kalau-kalau dia pergi dari sana dan tak mau berkomunikasi denganku lagi. Kulihat dari kejauhan Hanna masih dengan setia duduk di motorku, walau dengan muka yang lusuh seperti baju belum disetrika.
“Hai aku balik lagi kan, ayo jalan mau kemana kita ?” tanyaku dengan ceria.
Wajahnya masih terlihat tak bersemangat dan hanya menjawab “TERSERAH!”.

Aku merasa bersalah melihatnya begitu kesal karena sudah lama menunggu. Tanpa basa-basi segera kupacu kembali motorku, menuju rumah ayahku untuk meminjam baju adikku. Tidak mungkin aku membiarkan Hanna pergi dengan memakai seragam sekolah, bisa jadi incaran polisi lagi nanti.

Sampai di suatu rumah bercat abu aku kembali menghentikan motorku. Tapi kali ini aku tidak membiarkan Hanna sendiri menunggu, aku mengajaknya masuk ke rumah bercat abu itu. Suasana disini lebih terasa ramai dan hangat, karena semua anggota keluarga ada di rumah. Aku seorang anak broken home, jadi wajar jika memiliki banyak rumah, tepatnya rumah orangtuaku.

Segera ku panggil adikku untuk mengambil baju yang sekiranya pas untuk Hanna. Aku kaget saat nenekku berkata bahwa beliau menyukai Hanna dan menyuruhku untuk segera meresmikan hubungan kita.



#HANNA#
Motor ini kembali melaju, entah kemana tujuannya aku tak tahu. Tapi tiba-tiba motor ini terhenti kembali di sebrang rumah bercat abu, perasaan tak enak mulai menyelimuti pikiranku. Kalau sampai dia meninggalkanku lagi di tempat ini, aku benar-benar akan pergi dan tak berniat kembali.

Tapi kali ini tebakanku salah, ternyata dia mengajakku untuk masuk ke rumah bercat abu itu. Suasana di rumah itu ramai dan hangat. Semua anggota keluarganya menyambutku dengan ramah, aku sangat senang bisa bertemu mereka. Augie meninggalkanku sendiri di ruang tamu, dan tak lama neneknya mengahmpiriku. Kita mengobrol dengan asyiknya, dari neneknya aku mengetahui kalau dia ternyata broken home. Ya sama denganku anak broken home.

Tiba-tiba dia datang dengan membawa baju dan celana untukku.
“Nih ganti baju dulu, gak enak kalo pergi pake seragam” ucapnya sambil memberikan baju itu.
Aku  menerimanya sambil menjawab “ iya makasih”.
“Jangan ganti disini dong Han, tuh masuk aja ke kamar adikku” ucapnya sambil tertawa.

Aku merasa bodoh sekali saat dia menyerahkan baju itu, masa iya aku mau mengganti baju di ruang tamu. Memang dalam keadaan gugup aku selalu bertindak aneh dan bodoh.
Akhirnya kita pergi dari rumah itu, dia bilang akan mengajakku ke tempat terindah. Aku masih menebak-nebak kemana dia akan membawaku pergi.



#AUGIE#
Setelah hampir dua jam perjalanan, akhirnya aku menghentikan motorku di sebuah tempat makan. Aku tau pasti Hanna lapar, hanya saja mungkin dia malu untuk mengatakannya.
“Han ayo turun udah sampe nih, kita makan dulu” aku menoleh ke belakang.

Dan ternyata Hanna tertidur selama dua jam perjalanan tadi, aku tak tega untuk membangunkannya. Akhirnya aku mecoba menggendongnya dengan hati-hati, dan masuk ke tempat makan di daerah Punclut yang terkenal dengan nasi merahnya. Aku memesan makanan sambil memandangi wajahnya yang polos, kamu makin cantik saja saat tidur, gumamku sendiri.

Saat makanan sudah tersedia di meja, tiba-tiba Hanna bangun dengan muka yang bingung. Ini cewek bangun pasti gegara nyium bau makanan, aku tertawa sendiri melihat tingkahnya.
“Sorry tadi aku nggak tega bangunin kamu, jadi aku langsung gendong aja kesini” ucapku sambil tertawa.
Belum sempat dia menjawab aku sudah menyuruhnya makan, “cepet cuci muka tuh ke belakang, udah gitu langsung makan, kamu pasti laper kan ??”.

Tanpa menjawab Hanna bergegas ke kamar mandi, dan segera menyantap makanan di meja. Dia terlihat begitu natural, tidak seperti perempuan lain yang sering kutemui, yang jaimnya nggak ketulungan.

Tepat jam 4 kita selesai makan, aku mengajak Hanna untuk berjalan sedikit ke bukit dekat tempat makan tadi. Disana suasana terasa indah, memang Punclut dari dulu selalu memberi ketenangan sendiri untukku. Kukeluarkan kalung yang sedari tadi hanya tersimpan di kantong celanaku.
“Han ini buat kamu, waktu aku ke Bali kamu minta oleh-oleh kan ? Aku bingung mau beliin apa, yaudah aku beli kalung ini aja” ucapku sambil menyerahkan kalung itu.
“Dari pertama kita suka chat lewat Y!M sampe sekarang kita ketemu, nggak tahu kenapa aku ngerasa nyaman deket kamu. Aku lihat kamu itu beda sama perempuan lain yang kebanyakan bertopeng. Di tempat ini aku mau ngomong kalau aku suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pelengkap hidup aku ?” ucapku dengan lantang.

Terlihat Hanna begitu kaget dengan pernyataanku tadi, dia hanya memegang kalung itu sambil menunduk.
“Aku nggak tahu ini perasaan apa, tapi aku mau jadi pelengkap hidup kamu, Gi” jawabnya dengan sedikit malu.

Sunset sore ini terasa lebih indah dari sebelumnya, semua itu berkat kamu Hanna Vidia Putri. Tak terasa ku lewatkan sunset di Punclut dengan sangat indah bersamamu, ya hanya bersamamu, kalung dengan ukiran namamu itu saksinya.



#HANNA#
Hari ini begitu indah kurasa, semua kekesalanku hari ini rasanya terbayar sudah oleh sunset terindah di sore ini.

Sejak hari itu, tepatnya 09 September 2010 terbukalah lembaran percintaan baru denganmu Muhammad Augie Isya Yulandi. Hari-hariku terasa lebih hidup dan berwarna, kau mampu merubahku dengan sempurna. Aku semakin rajin untuk pergi ke sekolah, tak terdengar lagi aku yang bolos 2x dalam seminggu. Semua pelajaran ku ikuti dengan penuh semangat, kebetulan saat itu aku sudah kelas XII dan sedang persiapan menuju Ujian Nasional.

Satu fakta yang baru saja aku tahu, ternyata dia mengidap penyakit asma akut. Tak sengaja kuketahui ini saat kami sedang berjalan-jalan ke suatu tempat. Aku mengetahui bahwa dia adalah salah satu anggota klub Breakdance, aku memaksanya untuk menunjukan keahliannya di depanku.
“Ayo dong say tunjukin kalo emang kamu jago dance” bujukku dengan manja.
Dia sedikit menolak “jangan deh yang, kamu liat video aku ngedance aja waktu dulu.
“Ah gamau pengen liat langsung say, yaudah deh kalo nggak mau” ucapku sambil meninggalkannya.

Dia paling tidak bisa menolak permintaanku, dan akhirnya dia menunjukan juga bakat dance nya. Tapi tiba-tiba dia terjatuh dan terlihat seperti sesak nafas, ditambah darah yang terus keluar dari hidungnya.

Aku bingung dengan apa yang terjadi, beruntunglah ada temannya yang membantu. Disitulah aku mengetahui bahwa dia pengidap asma akut. Hari itu merupakan kesalahan terbesar dalam hidupku, aku makin takut kehilangan dia. Saat tersadar dia hanya tersenyum dan mencoba menenangkanku yang sedari tadi tak berhenti menangis.
“Udah yang jangan nangia aja, aku nggak apa-apa kok” ucapnya lirih.
Aku mencoba menyeka air mataku “iya maafin aku ya aku gak tau kalo kamu sakit, aku janji nggak akan gitu lagi, aku nggak mau kehilangan km”.

Dia hanya tersenyum, dan aku mengantarnya pulang ke rumah.


**


Esok harinya di sekolah aku hanya termenung di kelas, tak ada gairah untuk keluar kelas atau sekedar bersenda gurau dengan teman-temanku. Masih teringat kejadian kemarin yang terus kusesali. Tiba-tiba datang temanku memanggil.
“Han, lu dipanggil ke ruang kepala sekolah tuh” ucapnya lantang.

Aku masih sedikit bingung ada apa aku dipanggil kepala sekolah ? Akhirnya aku segera berjalan ke ruang kepala sekolah yang tidak jauh dari kelasku.
“Permisi, Pak” ucapku sambil membukan pintu.
“Iya masuk, silahkan duduk Han” kepala sekolahku menjawab.
Aku bertanya kepada beliau “Maaf pak kalau boleh saya tau ada apa bapak memanggil saya ?”.
“Kamu sudah terima surat dari pihak sekolah 5 hari yang lalu ?” tanya beliau.

Aku hanya menggeleng karena memang tidak pernah merasa menerima surat.
“Maaf dari lima siswa yang saya beri surat, hanya kamu yang tidak menanggapi. Karena kamu dan ke empat temen kamu sudah banyak melakukan pelanggaran, maka kamu saya keluarkan dari sekolah. Dan nama kamu sudah ter blacklist, mungkin kamu bisa cari sekolah swasta atau sekolah di luar daerah ini jika kamu ingin melanjutkan sekolah” beliau berkata dengan menggebu.

Semua ini rasanya seperti petir di siang bolong yang begitu mengoyak hatiku. Apa yang harus ku lakukan setelah ini ? Bagaimana reaksi keluargaku ? Bagaimana sekolahku ? Bagaimana hubunganku dengan Augie ? Pertanyaan yang terus menggelayuti otakku, ku masukkan buku ke dalam tas dan berjalan ke luar sekolah dengan tatapan kosong. Andai dulu aku lebih rajin sekolah dan tidak melanggar tata tertib, mungkin semua tidak begini akhirnya. Ah sudahlah penyesalan itu memang selalu datang di akhir. Kuteruskan langkah kaki yang tak punya tujuan ini.


***


 Ps. koreksinya ya, karna gua baru nulis beginian. Maklum kalo jelek. Yang belum baca pasrt 1 nya klik aja My Rubik 1 :D

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...