Thursday 31 January 2013

My Rubik 3



#AUGIE#
Hari ini tubuhku terasa lebih segar karena tak lagi ku rasakan kesakitan seperti kemarin. Tapi anehnya sedari pagi hatiku gelisah tak menentu, seperti ada yang aneh. Oh iya Hanna, tumben sekali sehari ini dia tidak menghubungiku. Mungkin dia masih sekolah, timbul ide di otakku untuk memberi kejutan padanya. Ya aku akan menjemputnya ke sekolah, pasti dia senang melihat aku sudah sembuh.

Aku keluar dari kamarku, dan kulihat mamah sedang menyiapkan makanan di meja. Rasanya aneh melihat mamah siang hari sudah ada di rumah.
“Mah kok tumben udah di rumah ?” tanyaku penasaran
Mamah menoleh ke arahku, “iya dong sayang, mamah kan mau masak makanan istimewa buat anak mamah yang ganteng ini”.
“Mamah bisa aja nih, oh iya tapi aku mau jemput Hanna dulu ya mah. Nanti kita makan siang di rumah” bujuk ku pada mamah.
Mamah mengangguk tanda setuju “kamu mau jemput Hanna ? yaudah mamah tunggu di rumah ya, tapi awas jangan lama-lama ya!!”.

Aku segera membawa mio putihku untuk menjemput Hanna di sekolahnya.
Sekitar 30 menit akhirnya aku sampai di depan gerbang sekolahnya, tapi tak ku lihat Hanna disana. Tak lama aku melihat temannya, segera kuhampiri dia untuk menanyakan Hanna.
“Hei Mitha, Hanna gak sekolah emang ? kok gua gak liat dia dari tadi” tanyaku pada Mitha.
Terlihat dia sedikit bingung, “hmm… dia sekolah kok, cuma tadi abis istirahat pertama dia pulang”.
“Pulang ? emang kenapa ? dia sakit ?” tanyaku beruntun.
“Hmm.. emang lu nggak tau ya, Gi ? dia di keluarin dari sekolah” jawabnya sedikit menunduk.
Aku semakin kaget, “hah ? di keluarin ? kok bisa, Tha ?”.
Dia menjawab dengan sedikit menangis, “lu tau kan kalo dulu dia itu sering bolos dan suka ngelanggar peraturan!!”.
“Terus sekarang dia dimana, Tha ?” tanyaku lagi.
“Gue nggak tahu, mening lu cari dia sekarang. Gue takut dia kenapa-kenapa, Gi” ucapnya sambil menyeka air mata.
“Yaudah gua cari sekarang, lu juga bantu cari ya” jawabku sambil berlalu.

Segera kupacu motorku untuk mencari Hanna, aku masih tak percaya dengan semua ini. Kenapa dia tidak memberi tahu aku soal ini ? Kenapa dia menyimpan ini sendiri ? Pikiranku semakin berkecamuk tak menentu, kucoba mendatangi semua tempat yang sering kita kunjungi.



#HANNA#
Kakiku masih terus melangkah menembus jalanan kota Bandung yang sedikit mendung. Ya, tujuanku hanya satu, bukit bintang. Di tempat ini biasa aku menumpahkan semua kegalauan bahkan kemarahanku. Entah mengapa aku bisa sangat menyukai tempat ini.
Aku duduk di dekat warung yang hanya ada satu ini, sesekali ku melihat muda-mudi yang masih berseragam sekolah masuk ke tempat ini. Aku membayangkan bagaimana hariku ke depannya ?? dikeluarkan dari sekolah merupakan pukulan terbesar sepanjang hidupku. Sejak pagi tadi memang handphone sengaja kunonaktifkan, karena aku hanya butuh waktu sendiri. Ya hanya sendiri tanpa siapapun.
Tak terasa matahari sudah semakin pudar, artinya hari sudah memasuki sore. Kuputuskan untuk tidak pulang ke rumah, aku belum siap dengan semua keadaan ini. Aku menaiki angkot menuju rumah temanku di daerah Sukajadi.

Setelah sekitar 45 menit, akhirnya aku sampai di rumah temanku. Dia temanku sejak kelas X di SMA, namanya Robby Surya Pramanda. Dia sudah ku anggap sebagai kakak sendiri, salah satu dari 5 anak yang kepala sekolahku sebutkan di sekolah. Ternyata dia sudah menunggu di teras rumahnya.
“Lu dari mana aja, Cil ? Gue khawatirnnya pake banget nih” ucapnya.
“Dari tempat biasa, gue pengen tidur boleh ??” ucapku lirih.
“Yaudah lu masuk ke kamar gue aja, Cil. Tar gue tidur di ruang tamu aja”. jawabnya segera.

Ucil, itu panggilannya kepadaku. Semenjak kelas X kita dekat dia selalu memanggilku ucil, dengan alasan umurku paling muda diantara yang lain. Dia selalu tahu apa yang harus dilakukan jika keadaan hatiku sedang sedih. Segera ku memasuki kamarnya yang dari dulu tetap seperti ini, tetap di dominasi poster A7X yang menjadi band favoritnya. Kurebahkan tubuh di atas kasur, dan tak sadar aku tertidur dengan masih menggunakan seragam sekolahku. Aku harap malam ini tak cepat berlalu, rasanya nyaliku terlalu ciut untuk menghadapi hari esok.



#AUGIE#
Sudah kudatangi semua tempat yang sering kita kunjungi, tapi tak kulihat sosok Hanna disana. Sudah kutanya semua temannya yang ku tahu, tapi tetap saja tak kutemukan sosok itu. Akhirnya malam itu aku menyerah untuk pulang ke rumah, besok akan kulanjutkan pencarian ini.

**

Esok harinya aku bangun lebih pagi, aku akan mencarinya lagi sampai ku temukan dimana Hanna berada. Aku mulai pencarian dari sekolahnya, mungkin saja ada informasi penting yang bisa kudapat.

Mungkin ini hari keberuntunganku. Baru saja aku sampai di depan gerbang sekolahnya, aku melihat Robby, teman dekat kekasihku menghampiri.
“Hey bro, untung gue ketemu lu disini” sapanya hangat.
Akupun menjawab, “Hey bro, gue juga beruntung ketemu lu. Ada yang mau gue tanyain soal Hanna”.
“Gue juga mau bilang sesuatu soal Hanna, dia dikeluarin dari sekolah” ucapnya sedikit sedih.
Aku pun menjawab, “iya gue udah tau dari si Mitha.. yang mau gue tanyain, lu tau nggak Hanna dimana ? gue kemaren nyariin dia tapi nggak ketemu”.
Dia sedikit kaget, “Hah ? gue juga maksudnya mau ngasih tau itu. Hanna ada di rumah gue. Lu kesana gih sekarang, pas gue berangkat sekolah dia masih tidur. Lu langsung masuk aja, ada si mbok kok di rumahnya”.
“Yaudah gue langsung kesana deh, thanks ya bro” ucapku girang.
“Oke jagain adek gue, gue masuk sekolah dulu ya” ucapnya sambil berlalu.

**

Tak perlu waktu lama untuk sampai di rumah Robby, karena kebetulan rumahnya dekat dengan rumah tanteku. Sesampainya disana, segera kuparkir motor dan menuju kamar Robby yang terletak di lantai dua.
Saat kubuka pintu kamar, benar saja Hanna ada disana. Dia masih tertidur dengan menggunakan seragam sekolahnya. Mukanya terlihat lusuh dan lebam di matanya terlihat begitu jelas. Sudah kuduga pasti dia tak berhenti menangis. Rasanya ingin sekali ikut menangis, melihat keadaan orang yang kucintai begitu terpuruk.


#HANNA#
Rasanya aku tak ingin bangun pagi ini, ingin terus tertidur untuk melupakan semua kejadian itu. Pagi ini aku bangun tepat di pukul 09.00. Saat ku membuka mata, betapa kagetnya aku melihat Augie di depan jendela kamar. Aku pikir ini hanya mimpi, tapi ternyata ini memang kenyataan.

Augie menghampiriku, “pagi sayang, gimana tidurnya enak ?”.
“Pagi yang, kok kamu bisa ada disini ?” tanyaku heran.
“Kan aku pacar kamu, mau kamu ngumpet di lubang semut pun pasti aku tahu” jawabnya sedikit tersenyum.
“Oby mana yang ? aku kan mesti sekolah, jam berapa ini ?” tanyaku dengan nada datar.
Apa yang ku katakan tadi ? Jelas-jelas aku sudah dikeluarkan dari sekolah. Maaf sayang kali ini aku membohongimu, aku nggak mau kamu khawatir.
Augie langsung memelukku, “udah sayang jangan kayak gitu, aku tau kamu udah dikeluarin dari sekolah. Kamu kenapa nggak cerita sama aku ? Jangan tanggung beban kamu sendirian aja yang, kan masih ada aku”.
“Aku bingung, aku nggak tau harus kayak gimana” jawabku sambil menangis.

Pelukannya semakin erat, “udah sekarang kamu mandi trus ganti baju. Kita cari sekolah baru ya buat kamu, sekolah di Bandung nggak cuma satu yang. Aku bakal temenin kamu sampe dapet sekolah baru, inget kamu gak sendiri !!”.
Aku hanya terdiam dan bergegas ke kamar mandi. Beruntungnya aku memiliki kekasih sebaik kamu.


#AUGIE#
Sakit rasanya mendengar dia terpaksa berbohong kepadaku, aku tahu sedalam apa kesedihan yang sedang dia rasakan saat ini. Semoga pelukan ini bisa sedikit menenangkan hatimu Hanna sayang.

**

Hari ini aku akan menemaninya mencari sekolah lain, walaupun aku tahu ini pasti akan sangat sulit. Dimulai dari sekolah negeri berklaster rendah sampai ke sekolah swasta elite maupun swasta biasa. Entah ini cobaan atau apa, aku tak tahu. Semua sekolah yang kami datangi, tak ada satupun yang mau menerima Hanna. Dengan alasan namanya sudah terblacklist dari sekolah yang lama.

“Sabar ya sayang, pasti ada kok sekolah yang mau terima kamu. Kan masih banyak sekolah yang belum kita datangi” ucapku meyakinkannya.
“Udah yang aku mau pulang aja ke rumah Oby, biar nanti kita pikirin lagi. Aku capek banget” ucapnya sambil menunduk.
“Yaudah kalo kamu mau kayak gitu, tapi kita makan dulu ya” bujukku.
Hanna hanya menggeleng sambil berkata, “AKU MAU PULANG AJAH !!!”.
Aku tahu Hanna tidak suka dengan penolakan, akhirnya aku mengikuti apa kemauannya.


#HANNA#
Sudah ku perkirakan jika tidak akan ada sekolah yang mau menerimaku. Aku berusaha tabah dan tak mengeluarkan air mata, aku tidak mau menambah beban Augie.
Akhirnya aku pulang ke rumah Oby, aku masih tak punya nyali untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ternyata Oby sudah menunggu di teras rumahnya.

“Gimana dapet gak sekolahnya ?” tanyanya pada kami.

Aku tidak bernafsu untuk menjawab pertanyaannya, hanya Augie yang menjelaskan semua yang kita alami hari ini.
Ditengah obrolan itu, tiba-tiba aku teringat ayahku yang tinggal di luar kota. Muncul pikiranku untuk bersekolah disana, kebetulan disana Ayah memiliki sekolah keluarga. Dan pasti akan sangat mudah untuk masuk ke sekolah itu, aku kan anaknya.

“Yang, aku inget kalo ayah aku kan tinggal di luar kota. Trus kan dia punya sekolah gitu, gimana kalo aku ngelanjutin kesana aja ?” ujarku antusias.
Augie hanya terdiam, hanya Oby yang merespon pembicaraanku.
“Oh iya, ayah kandung lu ya ? trus tar mamah lu gimana ? bukannya mamah lu nggak suka ya sama ayah lu ?” Tanya Oby beruntun.
Segera kujawab, ”iya sih, tapi mau gimana lagi, By ? Lagian ini kan cuma sampe lulus SMA aja”.
Akhirnya Augie ikut merespon obrolan kami, “terus gimana kamu bilang ke mamahnya ?”.
“Hmm.. aku gak akan bilang yang” jawabku datar.
“Nggak bilang ? terus gimana ?” Tanya Augie dan Oby serempak.
“AKU MAU KABUR !!” jawabku singkat.
**


#AUGIE#
Aku tak tahu apa yang dia pikirkan, sampai terbersit ide untuk melanjutkan sekolah di luar kota. Bagaimana dengan hubungan ini ? Kebersamaan kita baru saja memasuki hitungan satu bulan. Aku hanya bisa terdiam mendengarkan pembicaraannya.
Tapi aku sadar ini semua demi kebaikannya, apalagi semua ini hanya sampai dia lulus SMA. Akhirnya aku sedikit merespon pembicarannya. Baru saja aku merelakannya, tiba-tiba dia berkata akan pergi ke tempat ayahnya dengan cara kabur. WHAT ??? APA INI ???
Setelah melewati obrolan hingga tengah malam, akhirnya kita bertiga sudah sepakat akan menjalankan misi ini hari sabtu nanti. Kita semua berjanji untuk tidak menceritakan ini kepada siapapun dan dalam keadaan apapun. Aku tak tahu harus senang atau sedih, BINGUNG…

**

Tepatnya hari jum’at, sehari sebelum rencana kaburnya. Aku meminta dia untuk bersamaku sehari itu. Aku ingin membuat kenangan terindah bersamanya, sebelum dia benar-benar tidak disampingku. Pagi itu, tepatnya setelah adzan subuh kami berangkat menuju daerah Punclut. Aku ingin melihat sunrise bersamanya, sambil menikmati sarapan terkahir kita.

“Yang sunrise nya keliatan indah ya, walaupun gak seindah di pantai” ucapnya.
“Aku pengen nantinya setiap kamu bangun dan liat matahari terbit, kamu akan inget kejadian hari ini sama aku” ucapku sambil tersenyum.
Dia hanya menoleh dan berkata, “Kamu jangan kayak gitu trus dong, nanti juga kan kita ketemu lagi. 8 bulan itu nggak lama kok”.

Pagi itu kulewati dengan indah bersamanya, ya hanya bersamanya. Setelah itu kulanjutkan perjalanan menuju Tangkuban Perahu di daerah Lembang. Seperti biasa dia tertidur sepanjang perjalanan, dan aku hanya tersenyum melihat tingkahnya itu.
Sesampainya di Tangkuban Perahu …..

Aku mencoba membangunkannya, “yang bangun kita udah sampe”.
“Oh udah sampe ya ? dimana kita ?” ucapnya sambil melihat sekeliling.
“Kita di Tangkuban Perahu yang, inget gak 4 bulan yang lalu kamu pernah nulis status di Y!M : PENGEN KE TANGKUBAN PERAHU SAMA ORANG SPESIAL J”. ucapku lantang.
Dia terlihat begitu kaget, “ya ampun kamu tahu status itu ? idih malu-maluin banget yah”.

Disana kita hanya menghabiskan waktu dengan duduk, makan, dan berjalan-jalan di sekitar kawah. Terlihat mainstream memang, tapi kamu yang buat ini jadi luar biasa. Setelah puas bermain disana, akhirnya ku pacu kembali motor untuk menuju Dago. Tepatnya Bukit Bintang J

**

Terlihat banyak sekali pasangan, ataupun sekelompok orang yang akan hunting foto disana. Maklum jika menjelang malam memang di Bukit Bintang pasti padat pengunjung.

“Sayang terimakasih ya buat semua yang udah kamu kasih buat aku, aku nggak nyangka bisa punya pacar sebaik kamu. Nggak mungkin ada alasan untuk aku ninggalin kamu” ucapnya dengan jelas.
Aku tersenyum dan menjawab, “iya aku juga beruntung punya pacar seunik kamu, janji ya cuma 8 bulan kamu tinggalin aku”.
“Aku Hanna Putri Vidia berjanji bahwa 8 bulan lagi aku akan balik lagi untuk ketemu sama pacarku tersayang Muhammad Augie Isya Yulandi. Tuhan dan bukit ini saksinya” ucapnya begitu lantang.
“Iya aku percaya sama kamu, eh ngomong-ngomong kalo malem disini indah banget ya. Lampu kota itu seolah-olah seperti bintang bertaburan di langit” ucapku sambil memeluknya.

Kulewati malam itu dengan penuh kebahagiaan, aku ingin waktu terhenti dan tak ada perpisahan diantara kita.



#HANNA#
Ini hari jum’at terindah yang aku rasakan, hampi sehari ini aku hanya bersamanya. Ya hanya bersamanya. Dia sangat tahu tempat apa yang memang bisa membuatku senang.
Waktu menunjukan pukul 20.00 WIB, aku memintanya untuk segera pulang.

“Pulang yuk, aku kan harus ke rumah. Udah empat hari aku nggak pulang ke rumah” ucapku pada Augie.

Dia hanya mengangguk dan kita menuruni jalanan Dago yang malam itu terasa sangat dingin dari malam biasanya. Entah mungkin itu hanya perasaanku saja.

Akhirnya kita sampai di rumah, terlihat rumah itu sepi. Apa mungkin mamah belum pulang ke rumah ? Aku mencoba mengetuk pintu rumahku, tak lama pintu terbuka. Dan ternyata mamah, yang membukakan pintu.

“Mah maaf ya 4 hari aku nggak pulang, aku nemenin Oby. Soalnya orangtua dia lagi ke luar kota, sekalian ngajarin Oby akuntasi” ucapku sedikit takut.
Mamah tersenyum, “iya sayang Oby udah telepon mamah waktu hari senin”.
Tiba-tiba mamah menoleh ke arah Augie, “eh ada Ugi, tante kira siapa”.
“Iya, Tan. Maaf pulangnya malem, tadi habis makan sebentar” jawab ugi sedikit gugup.
“Iya nggak apa-apa kok, yang penting kalian selamat aja. Ayo masuk dulu, Gi” ucap mamah dengan lembut.
“Makasih, Tan. Tapi kayak nya udah malem. Kasian Hanna sama tante pasti mau istirahat. Lagian mamah pasti udah nunggu dirumah. Ugi pamit, Tan” ucapnya sambil mencium tangan mamahku.
“Oh yaudah hati-hati di jalan ya, salam buat mamah kamu” ucap mamah.

**

#AUGIE#
Setelah mengantar Hanna pulang, aku pun bergegas pulang ke rumahku. Aku ingin segera beristirahat, supaya besok pagi aku bisa mengantar Hanna ke terminal. Sesampainya di rumah, segera aku menuju kamar untuk tidur. Karena kebetulan mamah sedang dinas ke luar kota. Aku ingin tertidur dan melupakan perpisahan yang akan kuhadapi.


#HANNA#
Malam ini aku melihat senyuman mamah yang begitu indah, ya mungkin ini senyuman terakhir. Segera kuganti pakaian dan merebahkan tubuh di kasur kamarku.

**

Pagi ini aku bangun sangat awal, aku hanya ingin menyiapkan sarapan terakhir untuk mamah. Setelah sarapan siap, aku bangunkan mamah yang memang masih tertidur manis di kamarnya. Kami pun makan bersama di pagi terakhir itu.

“Mah nanti sekitar jam 8 aku mau ke rumah temen ya” ucapku.
Mamah menjawab, “temen kamu yang mana ? terus mau apa ? bukannya sekolah libur ya ?”.
Aku sedikit gugup, “itu temen baru di kelas aku, dia minta diajarin akuntansi mah”.
“Oh yaudah, dianter siapa ? Ugi ?” tanya mamah.
“Nggak mah aku naik angkot aja, Ugi ada kuliah hari ini” jawabku.
“Iya hati-hati ya sayang, pulangnya minta jemput Ugi aja. Takut kamu kemaleman lagi” perintah mamah.
Aku menjawab dengan sedikit perasaan bersalah, “iya, Mah makasih. Aku sayang mamah”.

**

Tepat jam 08.00 aku berangkat dari rumah, tak lupa aku mencium dan memeluk mamah. Sedikit terlihat keanehan di wajah mamah, karena aku tak pernah seperti ini sebelumnya.
Aku berjalan sebentar ke sekolah lamaku, sudah terlihat Augie yang siap mengantarku ke terminal. Dia memang menawarkan untuk mengantarku sampai ke rumah ayah, tapi aku menolaknya. Aku takut semua orang curiga jika dia tidak ada bersamaan dengan aku yang kabur.

**

Sesampainya di terminal ….
Aku berusaha untuk menahan air mata ini, tapi entah mengapa semua semakin terasa berat.

“Kamu baik-baik ya disini, inget jangan pernah bilang keberadaan aku ke siapapun atau dalam keadaan apapun” pintaku.
Dia menjawab, “iya sayang tenang aja, kamu juga baik-baik ya disana. I’ll always love you”.

Dia memelukku sangat erat, aku merasakan kehangatan yang tak ingin ku sudahi. Tapi terdengar suara speaker bahwa bus yang aku naiki akan berangkat. Kutatap wajahnya dengan seksama, sanggupkah aku melakukan ini ?? Dia mencium keningku, ini tanda perpisahan kita. Perlahan ku berjalan menuju bus yang akan segera berangkat. Dia hanya menatapku dengan sedikit air mata di wajahnya. Inilah perpisahan yang sebenarnya, sekaligus menjadi babak baru dalam hubungan dan kehidupanku. Bye Bandung, i’ll be back J


Ps.sorry kalo tulisannya acak-acakan, soalnya buru-buru UAS pagi.

23 comments:

  1. izin nyimak d kunjungan perdana

    ReplyDelete
  2. hen aku belum baca tulisan yg sebelum ini... jadi maaf masih belum ngerti hihi
    cuman lagi semangat BW :p
    maaf kalau komenan saya lepas dari topik

    ReplyDelete
    Replies
    1. oke segera dibaca bagian sebelumnya hehe :D

      Delete
  3. Weeehhh masih ada smbungannya gk nih, pnsran juga aku hen, hhe bisa buat cerpen y trnyta, kereenn aku gk bsa -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. masih ada 1 part ending va, masih mau baca gak nih ??
      ah ini jelek acak-acakan, maklum baru belajar -_-

      Delete
  4. gak papa bahasa acak"an, yg penting isinya tersusun rapi :)
    keren crpennya kak :D
    tetep semangat nulis yaaa...hhe

    ReplyDelete
  5. mumpung lagi semangat BW walaupun ngga ngerti sama alur ceritanya :D

    ReplyDelete
  6. aku sih baca cuma belum baca yang sebelumnya hahaha maaf kak henni :( aku terzolimi

    ReplyDelete
  7. oh, ada episodenya ya? ntar baca dari awal deh :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. siap deh, jangan lupa koreksinya juga dong :))

      Delete
  8. Wah Hen aku juga semangat BW tapi ga tau dari episode pertama Henn..apapun itu, semangat nulis Henn!:)

    ReplyDelete
  9. Wah bagus tenan...... aku pengen bisa buat tulisan seperti ini, atau novel lah. Terinspirasi karena liat "Vantage Point" dan "Premium Rush" menceritakan tokohnya sendiri sendiri dan akhirnya bertemu.

    Kalau ceritamu ini sudah mengarah kesana, sedangkan aku belum mulai hi hi

    Ngomong2 dapat ide dari mana buat cerita dengan scene per tokoh seperti ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo dong dibuat, abang pasti bisa kok :))

      waktu itu liat cerita temen yang ceritain per tokoh, akhirnya kepikiran buat bikin kayak begitu juga.

      Delete
  10. hanna nya kabur, bagus juga sebenarnya kalau kabur, dia juga bisa bertemu ayahnya lagi.. berarti ni masih ada rubik 4 dong? soalnya belum tau nih sekolahnya dimana dan sosok ayahnya gimana..hhe
    lanjutkan heni !

    ReplyDelete
    Replies
    1. kok bagus sih bang fian ?
      iya rubik 4 kayanya ending deh hehe.

      Delete
    2. bagus dong, bisa ketemu ayahnya. hahaha
      ok ditunggu :)

      Delete

Udah baca kannn ?
Ayo dong tumpahin aernya *nahlo
BW lah kawan, karna BW sebagian dari iman :))

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...