#AUGIE#
Pagi ini terasa berat, aku bangun
dengan sedikit malas. Ya malas menghadapi kenyataan tepatnya. Segera ku usir
rasa mala situ dan pergi ke kamar mandi. Tepat pukul 07.00 aku berangkat dari
rumah menuju ke sekolah lama Hanna.
Hampir setengah jam aku menunggu Hanna
di gerbang sekolah, aku sengaja datang lebih awal. Aku tak ingin membuat Hanna
menunggu. Tepat jam 08.15 aku melihat sosok Hanna berlari-lari kecil menghampiriku.
Segera ku pacu motorku menuju terminal,
tak ada percakapan yang kami lakukan selama perjalanan. Ya kami hanya terdiam.
Masih tak ku sangka semua ini terjadi, bus itu akan segera pergi. Pergi membawa
dia dan cintanya.
Satu hal yang selalu terngiang di
ingatanku : “Inget jangan pernah bilang keberadaan aku ke siapapun atau dalam
keadaan apapun”, itu yang selalu Hanna ucapkan. Aku berjanji penuhi semua
keinginanmu.
#HANNA#
Bus ini mulai berjalan meninggalkan
terminal, meninggalkan dia dan semua keindahan di kotaku. Tak terasa air mata ini membanjiri pipiku, sampai ada seorang ibu yang menanyakan keadaanku. Mungkin
dia khawatir melihat keadaanku.
**
Sesampainya di Serang …
Aku tak percaya bahwa sekarang aku
sudah benar-benar meninggalkan kotaku, aku pun turun dari bus itu dan duduk di
terminal untuk menunggu kakakku menjemput.
Segera kucabut sim card dan memotongnya
sambil menangis. Dan kuganti dengan sim card yang baru. Lalu kupencet nomor
yang sudah sangat kuhapal.
“Hay sayang, ini aku Hanna. Aku udah sampe terminal Serang
nih, save ya nomer baru aku” ucapku pada Augie.
Lalu dia menjawab, “Oh kamu udah sampe ? terus kakak kamu
udah jemput belum ?”.
“Belum, mungkin sebentar lagi. Entar kalau udah sampe rumah
aku sms”. ucapku.
Tak lama kakakku datang ke terminal
itu, tanpa banyak bicara segera kami pergi menuju rumah ayahku.
Perjalanan ini terasa sangat
melelahkan, sangat melelahkan. Hampir dua jam aku hanya duduk di motor
menikmati perjalanan yang sama sekali tak terasa indah.
Akhirnya aku sampai di rumah ayahku …..
Semua keluarga menyambutku dengan penuh
keharuan, ya karena memang sedari kecil aku tidak pernah bermain kesini. Semua
terasa asing bagiku, kehidupan baru ini membuatku bingung. Apa aku bisa
menjalani delapan bulan disini ? Ah entahlah kucoba hadapi semua dengan tabah.
#AUGIE#
Semenjak kepergiannya tadi pagi, aku
hanya ingin menghabiskan waktu di kamarku. Tak ada keinginan untuk berangkat
kuliah atau sekedar berbincang dengan mamah yang kebetulan sudah datang dari
luar kota.
Aku hanya memandangi handphone yang
sedari tadi hanya tergeletak di meja kamarku. Hanna tak menghubungiku sejak
kita berpisah di terminal itu. Aku semakin merasa tak enak hati, aku takut
terjadi apa-apa kepada Hanna.
Ditengah kegelisahan itu, akhirnya
Hanna menghubungiku dan menyampaikan bahwa dia sudah sampai di tempat ayahnya.
Aku merasa lega mendengar pernyataannya. Baru saja akan kurebahkan tubuh ini ke
tempat tidurku, tiba-tiba ada telepon masuk. Ini pasti Hanna, tapi ternyata
perkiraanku salah besar.
“Halo, Gi. Ini mamahnya Hanna. Kamu lagi sama Hanna nggak ?
Dia sampe malem gini belum pulang”. terdengar suara mamah Hanna dari sebrang
sana.
Aku merasa gugup, “Hmm aku nggak sama Hanna tante, ini baru
pulang kuliah. Hanna nggak telepon aku seharian ini”.
“Oh yaudah, tante coba tanya temennya yang lain”. ucap mamah
Hanna sambil menutup teleponnya.
Aku merasa bersalah telah berbohong
kepada mamahnya Hanna, aku tahu bagaimana khawatirnya mamah Hanna saat ini.
Tapi apa daya, ini janjiku pada Hanna. I’ll
keep my promise.
#HANNA#
Udara malam ini terasa sangat menusuk
tulangku, merobek semua lamunanku yang sedari tadi bergelayutan di pikiranku.
Aku merasa sangat menyesal atas semua ini, tapi tak ada gunanya aku terus
meratapi ini semua. Lusa adalah hari pertamaku di sekolah baru, dan hari dimana
semuanya akan berubah. Aku mulai memakai hijab.
**
#AUGIE#
Dua hari sudah kamu pergi tinggalkan
kota ini, masih tersisa ratusan hari penantianku. Senin di awal Oktober ini
memang menjadi monster day bagiku,
tak ada kamu lagi disini. Ah sudahlah cukup lamunan di pagi yang cerah ini, aku
harus segera pergi ke kampus.
**
Empat hari kemudian …..
Hari ini perasaanku tidak enak, seperti
ada hal buruk yang akan terjadi. Tapi tetap kupacu motorku menembus jalanan
menuju rumahku, kupikir ini hanya karna pikiranku memang masih sangat kacau
setelah kepergian Hanna.
Tak lama di belokan terakhir menuju
rumahku, tiba-tiba ada sekelompok geng motor yang menghentikan motorku.
“Turun lo !!!” teriaknya begitu kencang.
Aku sedikit gugup, “mau apa lu ? ada
urusan apa ?”.
Tanpa banyak basa-basi salah satu dari
mereka meninju perutku dengan kencangnya, rasanya sesak dan mual. Mereka terus
memukuliku dengan sadisnya. Sempat kudengar pertanyaan terakhir mereka sebelum
pergi meninggalkanku.
“Sore lu datang ke rumah Hanna, bawa
dia pulang !! Awas aja kalo lu gak bawa Hanna, nyawa lo urusannya!!” teriaknya
begitu kasar.
Lebam ditubuh ini begitu jelas
terlihat, tapi aku nggak akan kasih tau Hanna. Aku takut dia khawatir dengan keadaanku,
akan kucoba hadapi semua ini.
**
Sore itu aku datang ke rumah Hanna,
terlihat mamah Hanna dan orang-orang yang tadi siang memukuliku. Oh aku baru
ingat ternyata itu teman rumah Hanna yang kebetulan anggota geng motor ternama
di kota ini. Pantas saja mereka begitu beringas.
Terlihat raut wajah mamah Hanna yang
tidak bersahabat.
“Sore tante” ucapku sedikit bingung.
“Udah nggak usah basa-basi, kamu pasti
tau kan Hanna dimana. Karena malam itu Hanna sama kamu seharian, dan setahu
tante cuma kamu yang deket sama Hanna akhir-akhir ini” jawabnya dengan nada
tinggi.
Aku sedikit gugup, “aku nggak tahu
tante, aku losecontact sama Hanna.
Aku nggak tahu tante beneran”.
Terlihat salah satu dari anggota geng
motor itu beranjak dari duduknya.
“Lo nggak usah bohong lagi, pasti lu
dalang semua ini. Kalo lo nggak mau ngomong, nyawa lo gua habisin” ucapnya
sambil meninju lagi pipiku.
Aku berusaha untuk kuat, “gue beneran
nggak tau Hanna dimana”.
Tak kuduga satu tamparan mendarat di
pipiku, ternyata mamah Hanna.
“Pokoknya kalo sampe ada apa-apa sama
Hanna, kamu yang bakal tante cari”. ucapnya sambil mengusirku.
Aku pergi dari rumah Hanna, semua berubah
karena kejadian ini. Aku merasakan sakit yang sangat dalam, bukan karena
tamparan atau pukulan ini. Tapi karena aku hanya bisa terdiam dan terdiam.
Kupacu motor menuju tempat favoritku bersamanya, ya bukit bintang.
#HANNA#
Sudah seminggu ini aku mulai
membiasakan diri di sekolahku yang baru, berbeda sekali dengan sekolahku yang
dulu. Tapi inilah resiko dari setiap pilihan. Saking sibuknya di sekolah baru,
ternyata aku tak menghubungi Augie selama seminggu ini. Baru saja aku berniat
menghubunginya, tiba-tiba ada panggilan masuk ke handphoneku.
“Hallo cil, ini gue Oby. Kabar lu
gimana disana ? Baik aja kan” Tanya Oby di telepon.
Aku menjawab dengan gembira, “gue baik,
By. Ada apa kok tumben telepon gue ?”.
Terdengar helaan nafasnya, “Lu jangan
marah ya cil, si Augie dipukulin temen rumah lu. Ditampar sama mamah lu lagi,
mukanya sampe babak belur cil”.
“Beneran By ? Kok dia gak ada kasih tau
gue ya ?” tanyaku penasaran.
“Mungkin dia nggak mau buat lu khawatir
cil, udah cepet lu hubungin dia” jawab Oby.
Segera kututup telepon itu …
Dan kupencet nomor Augie di
handphoneku, terdengar suara operator berbicara dengan manisnya, “maaf nomor
yang Anda tuju sedang tidak aktif”. Berkali-kali kucoba menghubunginya,
hasilnya tetap sama. Kekhawatiranku kian memuncak, aku terdiam di sudut kamarku
memikirkannya.
**
Dua hari kemudian …
Terdengar suara handphoneku berbunyi,
tanda ada panggilan masuk. Aku sudah yakin itu pasti Augie, tapi ternyata
tebakanku salah. Itu mamahnya Augie.
“Halo, Han. Gimana kabar kamu baik ?
Betah di sekolah baru ?” sapa mamah Augie lembut.
Aku sedikit tersenyum, “Iya halo,
Tante. Alhamdulilah kabar aku baik, aku juga betah kok disini”.
“Hmm gimana ya ? Maaf nih kamu lagi
sibuk nggak ? Augie dirawat di RS, kalau bisa kamu dating kesini ya, Ugi
manggil-manggil nama kamu terus” ucap beliau dengan nada sedih.
Aku terdiam sejenak, “Gimana ya tan ?
Aku takut buat kesana, aku takut banget tan. Nanti aku kabarin lagi deh”.
Lalu kututup telpon itu, aku merasa bersalah
karena bersikap tak sopan kepada mamah Augie. Tapi saat itu aku benar-benar
bingung dan sedih.
**
Beberapa hari aku berpikir langkah apa
yang harus kuambil. Entah bisikan atau perintah dari mana aku bisa mengambil
keputusan seperti ini. Aku memutuskan untuk mengganti kartu dan akan menghilang
dari kehidupan Augie. Aku merasa telah banyak menyusahkannya, aku tak mau
membuatnya lebih menderita lagi dengan menungguku kembali kesana. Segera
kuhubungi mamahku dan memberitahukan bahwa aku berada di rumah ayah. Aku ingin
semuanya tuntas, dan aku akan terus mendoakan yang terbaik untuk Augie. Sulit
memang menjalani hari tanpa kamu, tapi aku harus bisa. Semua demi kebaikan dan
kebahagiaanmu Augie.
**
#AUGIE#
Hampir seminggu aku terkapar di ruangan
yang meletihkan ini, ya rumah sakit lebih tepatnya. Tapi tak kulihat Hanna dating
menjengukku disini, aku mencoba mengerti dengan semua keadaan ini. Aku yakin
pasti Hanna masih terlalu takut untuk datang kesini. Lalu kuambil handphone yang hampir
seminggu mati total, tak lama terdengar nada sms masuk ke handphoneku. Ternyata
dari Hanna.
“Saat baca sms ini aku harap kamu udah sembuh, maaf aku
nggak bisa datang kesana. Nyali aku terlalu ciut untuk itu. Maaf untuk beberapa
bulan ke belakang yang sangat menyakitkan untuk kamu. Maaf gara-gara aku lagi,
penyakit kamu kambuh lagi. Dan maaf sekali lagi karena aku nggak bisa lagi
jalani semua sama kamu. Lebih baik kita jalan masing-masing, itu lebih indah.
Jangan tunggu aku lagi, aku nggak akan kembali!!! Maaf dan terimakasih J”.
Isi sms itu memang singkat, tetapi begitu
menyakitkan untukku. Kubaca berulang kali, kuharap ini semua hanya mimpi. Tapi
teks sms itu masih tetap sama. Segera kuhubungi dia, tapi mungkin dia sudah
mengganti nomornya. Ya mungkin dia benar-benar tak ingin lagi berjuang bersamaku.
Aku hanya bisa menangis di atas tempat tidur ruanganku, mungkin aku memang
sangat cengeng.
**
#HANNA#
Tiga bulan kemudian ….
Perasaan ini masih tetap sama, semua
masih terlihat jelas di benakku. Sulit untuk melupakannya, sangat sulit kurasa.
Tak kudengar lagi kabar darinya, lebih tepatnya menghindar dari semua yang akan
menghubungkanku padanya. Sakit rasanya terus berpura-berpura dalam kebohongan
ini. Tapi tak ada lagi yang bisa kulakukan. Saat ini aku sedang sibuk dengan
segala Try Out, Ujian Latihan dan semua pembekalan menuju UAN. Setidaknya aku
mempunyai kesibukan untuk menghilangkan kesedihan ini.
**
Tepat tanggal 29 Maret 2011 ….
Malam itu aku sedang duduk di teras
dengan saudara perempuanku, namanya Devi. Dia yang selalu menemaniku selama
tinggal di rumah ayahku. Ditengah obrolan tiba-tiba Devi meminta sesuatu
dariku.
“Teh liat FB nya si Augie sih, aku
pengen liat banget kayak gimana orangnya” ucapnya polos.
Aku sedikit terkejut, “buat apa ? udah
lah nggak usah”.
Dia terlihat cemberut, “cepet, Teh. Masa
liat aja nggak boleh, ayo dong”.
Ahirnya aku mengalah, karena aku tau
watak dia yang pantang menyerah kalau menginginkan sesuatu. Segera kuambil
handphone dan kubuka facebook yang beberapa bulan tak kubuka. Kuketik nama
Augie di kotak pencarian, dan segera kutelusuri profil FB nya. Saat kulihat
profil FB nya, aku sempat merasa kaget. Aku lihat banyak sekali ucapan
belasungkawa di wallnya. Aku bingung, ada apa ini ? Siapa yang meninggal ?
Segera kucari FB sahabat Augie yang saat itu kebetulan sedang online, lalu
kuminta nomor teleponnya. Aku segera menghubunginya.
“Halo, ini bener nomor Kak Aji temennya
Augie kan ?” tanyaku perlahan.
Lalu terdengar dia menjawab, “Iya, ini
siapa ya ?”.
“Ini aku Hanna, temennnya Augie.” Jawabku
agak ragu.
“Oh Hanna yang pacarnya itu ya, yang
tabah ya” ucapnya dengan nada sedih.
Aku masih heran, “Tabah kenapa ? emang
Ugi kenapa ? tadi aku liat wallnya banyak ucapan belasungkawa, siapa yang
meninggal kak ?”.
Terdengar dia sedikit kaget, “Emang
kamu nggak tau ? Seminggu yang lalu Ugi meninggal, ini aku baru pulang dari
tahlilannya”.
Saat kudengar itu, aku tak sadar apa
yang terjadi. Aku merasa tubuhku sangat lemas dan tak berdaya. Ternyata aku
pingsan seketika.
Malam itu aku hanya menangis dan
menangis, tak tau harus bagaimana. Aku memang manusia yang bodoh. Gerutukku
sendiri sembari memukul-mukul kepalaku.
**
Hari berikutnya aku semakin murung,
seperti anak yang kehilangan ibunya. Padahal saat itu sedang dilaksanakan Ujian
Sekolah. Aku sudah tak peduli dengan semua hasilnya, yang ada di pikiranku
bagaimana cara aku cepat lulus dan cepat kembali ke Bandung.
**
Keinginan memang tak selamanya menjadi
kenyataan, dan kekecewaan pasti akan hadir mengikuti itu semua. Seperti yang
terjadi kepadaku sekarang ini. Aku sudah merasakan bagaimana lulus dari SMA.
Tapi ternyata impianku untuk kembali ke Bandung tak dapat terwujud, karena Mamah
terlalu marah dan tak ingin aku kembali. Aku harus menerima semua itu, dan
menunggu saat yang tepat untuk kembali ke kotaku tercinta.
**
Akhirnya saat itu datang, ya tanggal 10
Juli 2012 aku baru bisa kembali ke kotaku. Walaupun hanya untuk berkunjung.
Sesampainya disana, segera kuhubungi adik kelasku untuk mengantar mencari makam
Augie yang kebetulan ada di daerah pedesaan.
Aku mencari tanpa henti, tanpa mengenal
lelah dan terik matahari. Tekadku mengalahkan semua itu, ya.. tekad menebus
semua penyesalanku kepadanya. Tak terhitung berapa kali aku salah memasuki
jalan, bahkan sampai salah memasuki makam. Saat senja mulai memancarkan
sinarnya, barulah aku menemukan makamnya. Mungkin Tuhan ingin melihatku
berusaha sangat keras terlebih dahulu.
Tak terasa air mata ini begitu deras
mengalir, rasanya tak sanggup untuk beranjak dari tempat itu. Kutaruh bunga
yang sudah sangat layu, karena terlalu lama kusimpan di tasku. Kulantunkan
berbagai doa yang aku tau untuknya. Kubersihkan semua daun yang berserakan di
dekat makamnya. Kulakukan apa yang masih sanggup kulakukan untuknya. Tak peduli
dengan keadaannya yang sudah menyatu dengan indah.
Senja kali ini terlihat indah, seindah
kenangan senja beberapa tahun yang lalu. Senja yang kuhabiskan bersamamu akan
menjadi kenangan terindah dalam hidupku, karena saat ini senja ini hanya dapat
kunimkati sendiri.
Terimakasih untuk kado dan surat yang
masih sempat kau titipkan sebelum kepergianmu. Bersama tangisan, perjuangan, cinta,
dan kenangan yang akan selalu membawamu menjadi raja dihatiku, SELAMANYA …….. (Lagu ini selalu kau nyanyikan didepanku)
***
The best thing 'bout tonight's that we're not fighting
Could it be that we have been this way before?
I know you don't think that I am trying
I know you're wearing thin down to the core
But hold your breath
Because tonight will be the night
That I will fall for you over again
Don't make me change my mind
Or I won't live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
You're impossible to find
This is not what I intended
I always swore to you I'd never fall apart
You always thought that I was stronger
I may have failed, but I have loved you from the start
Oh, but hold your breath
Because tonight will be the night
That I will fall for you over again
Don't make me change my mind
Or I won't live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
It's impossible
So breathe in so deep
Breathe me in, I'm yours to keep
And hold on to your words 'cause talk is cheap
And remember me tonight when you're asleep
Because tonight will be the night
That I will fall for you over again
Don't make me change my mind!
Or I won't live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
Tonight will be the night
That I will fall for you over again
Don't make me change my mind
Or I won't live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
You're impossible to find
harus baca part awalnya dulu nih aku :)
ReplyDeleteiya, sama. aku juga belom baca yang awal2
Deleteiya silahkan baca dari awal hehe
Deletehaduuuhh hen, aku dah baca kok dari awal, n akhirnya netes juga air mata aku,,hiks hiks,,,
ReplyDeleteini fiksi kan?? ini gak nyata kan hen?? huuu :'(
iya mbak iva, seperti reality show dah :)
Deleteemang keunggulan ni anak pada nulis karangannya, keren amat. :)
@iva beneran nangis ? nih aku kasih kamu tisu, tapi selembar aja ya *perhitungan banget*
Deletehmm mau tau jawabannya , chat langsung ke Heni Nur Aeni
@rico masa sih mbah ? ciyus lu
aduh aku belum baca keseluruhan hen...
ReplyDeletebaru part 1 sama yang ini....
harus ngulang lagi nih bacanya... haruss!!
endingnya keren hen... :)
iya ayo kak baca semuanya ya :)
Deletemakasih udah mau baca :D
Hwaaaa akhirnya sediihhh
ReplyDelete:'(
sedih ya ? ya ampun iya emang sedih :((
Deleteko malah jadi mengingatkan perjuangan saiia maen rubik yg gag perna kelar2 iia.. :( hiks.. maaf klu jd OOT :(
ReplyDeleteBelajar Photoshop
main rubik itu emang susah, saya aja gak bisa-bisa main rubik :(
Deletesory hen. gua ikutan komen dulu ajah
ReplyDeletelu selalu gitu deh, PHP.in gua aja :)
Deletesaya seneng pas bagian , maaf dan terimakasih ..
ReplyDeletekenapa seneng bagian itu dek ??
Deletemusti baca dari awal nih..
ReplyDeleteaku baca dari awal dulu ya.. :)
oke kak ginty, ditunggu ya :)
Deletebelum baca awalnya.
ReplyDeletekayaknya harus baca dari awal nih bar maknyuss
#numpang komen dulu
iya kak risah harus baca dari awal hahaha
Deleteeh, ini fiksi kan.???
ReplyDeletejangan sampek enggak.mengharukan
mau tau ? chat langsung ke Heni Nur Aeni hahahaa
Deletedulu pernah baca, tapi sekarang udah nggak inget lagi. Mesti baca dari awal lagi nih..
ReplyDeleteayo bang bay baca dari awal, komen lu gue tunggu banget deh :)
Deleteaku udah baca dari awal..InsyaAllah ingat yg part 1-3 nya,,
ReplyDeletewah akhirnya sad ending ya hen..sedih juga augie mati :(
ini dibikin movie keren deh kayaknya..hhe
pesan terakhirnya keren (y)
wah ide bagus tuh dibikin movie, makasih ya bang fian udah mau setia baca tulisan gue yang jelek ini :)
Deletenice,,,!!!
ReplyDeletesutradara,,mana sutradara..????:-D
baca dari awal gak ? bilang nice aja hehe
DeleteJadi augie lu meninggal hen? Ya allah tp lu udah bs move on kan?
ReplyDeleteiya kaka gita kan gue udah ngomong :'(
Deletegue belum mup on dengan benar :|